Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mendapat sorotan tajam dari anggota DPR RI, Andre Rosiade, menyusul penampilan buruk Timnas Garuda di laga terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Jepang. Kritik ini tidak hanya soal performa di lapangan, tetapi juga menyasar sikap dan komitmen sang pelatih di luar pertandingan.


🗣️ “Suporter Bersedih, Pelatih Malah Jalan-Jalan”

Dalam rilis yang diterima oleh media, Andre Rosiade menyatakan kekecewaannya karena Kluivert terlihat berlibur ke Kyoto hanya beberapa hari setelah kekalahan telak 0-6 dari Jepang di Osaka. Menurutnya, situasi tersebut memperlihatkan kurangnya empati dan keseriusan dari pelatih terhadap kondisi psikologis suporter dan tim.

“Mereka masih bersedih di Osaka, eh kawan ini yang pelatih Patrick Kluivert ini jalan-jalan ke Kyoto,” ucap Andre.


💺 Soroti Fasilitas dan Komitmen

Andre juga mempertanyakan fasilitas mewah yang diterima tim pelatih Kluivert, termasuk tiket business class dan komposisi tim pelatih yang mencapai 14 orang—sebagian besar dari luar negeri.

“Fasilitas apa sih yang kurang bagi Patrick Kluivert dkk? Mohon maaf, kalau Shin Tae-yong timnya hanya dapat tiket business class ke Korea dua kali setahun. Patrick dan tim dari luar negeri ini difasilitasi penuh,” lanjutnya.


🇮🇩 Minimnya “Ikatan Batin” dengan Indonesia

Kritik Andre tak berhenti di situ. Ia juga menyoroti kurangnya kehadiran Kluivert di Indonesia, terutama dalam proses pemantauan dan pembinaan pemain lokal. Menurutnya, pelatih asal Belanda itu terlihat hanya hadir menjelang laga penting, tanpa keterlibatan yang konsisten dalam pengembangan tim.

“Ikatan batinnya kurang, engagement kurang. Sehingga dia kayak pelatih tarkam, ada pertandingan dia datang,” tegas Andre.


🔍 Polemik yang Patut Dievaluasi

Kritik ini memunculkan pertanyaan besar soal komitmen pelatih asing terhadap proyek jangka panjang Timnas. Patrick Kluivert memang datang dengan nama besar dan pengalaman Eropa, namun publik dan pengamat kini mulai mempertanyakan apakah strategi dan pendekatan yang dibawanya benar-benar sesuai dengan kebutuhan sepak bola Indonesia.


Kesimpulan

Di tengah ekspektasi tinggi publik terhadap Timnas Indonesia, semua elemen—termasuk pelatih—diharapkan menunjukkan dedikasi penuh, keterlibatan emosional, dan rasa tanggung jawab yang kuat. Kritik dari Andre Rosiade menjadi sinyal bahwa masyarakat tidak hanya menilai dari hasil akhir di lapangan, tetapi juga bagaimana proses dan komitmen itu dijalankan.

Patrick Kluivert kini berada di bawah sorotan. Apakah ia akan menjawab kritik ini dengan kerja nyata dan perbaikan sikap? Waktu akan menjawab. 🇮🇩